Sempat Kritis, Bocah SD Korban Perundungan Kakak Kelas di Subang Meninggal
Bocah kelas 3 SD di Subang, ARO (9), meninggal dunia usai mendapat perundungan oleh kakak kelasnya. Korban sempat koma dan mendapat perawatan di RSUD Ciereng sebelum meninggal.
“Ini hari ke-6, kondisinya memang tidak stabil, kritis, kondisi koma, kalau dari sisi medis ini udah mati batang otak, tadi meninggal jam 16.10 WIB,” ujar Wadirut Pelayanan Medik Syamsu Riza.
Korban dirawat selama 6 hari di rumah sakit. Syamsu menjelaskan pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk membantu korban tetap bertahan hidup.
“Diagnosa awal terjadi pendarahan di otak, curiganya ke sana (benturan) kalo tidak ada kecurigaan lain. Belum bisa kita pastikan ada penyakit bawaan atau tidak, pemeriksaan belum kita lakukan karena pasien tidak stabil, sehingga kita tetap melakukan observasi, enggak ada luka di perut,” katanya.
Masih kata Syamsu, kondisi pasien sejak memasuki rumah sakit ini dalam kondisi koma. Selama perawatan kondisinya terus menurun.
“Dari awal datang sampai meninggal tidak ada perubahan, saat datang udah koma di IGD tidak sadarkan diri, kita belum bisa menentukan sudah lama atau tidak makanya dilakukan autopsi oleh pihak kepolisian, dari hasil autopsi bisa di simpulkan,” pungkasnya.
Diketahui ARO (9) sempat mengeluh sakit perut, kepala, hingga muntah-muntah. Pihak keluarga baru mengetahui adanya perundungan usai kondisi korban semakin memburuk.
“Dua hari itu dia muntah terus kalo makan muntah, makan muntah, perutnya sakit, sama uwaknya enggak cerita karena takut, kata saya kenapa kamu kayak gitu, sakit perutnya, dibenerin (diurut) abis di urut nggak muntah lagi,” ujar Sarti saudara korban kepada awak media saat ditemui di rumahnya, Jumat (22/11/2024).
Sarti menjelaskan korban sempat masuk sekolah kemudian kondisi terus memburuk, bahkan korban kesulitan membuka kelopak mata dan berjalan pun merangkak.
Berdasarkan informasi, korban mengalami perundungan oleh kakak kelasnya, yakni kelas 4 dan kelas 5, dengan inisial M, D, dan O.