Monopoly Bukan Game yang Seru, Setuju atau Tidak?
Jakarta – Saat kecil, saya sering menghabiskan waktu untuk bermain bersama keluarga. Biasanya, saya dan kakak-kakak akan bersepeda atau permainan tradisional saat merasa bosan. Tapi kalau sedang ingin di dalam rumah, kami akan membuka kotak Monopoly dan bermain hingga lupa waktu. Bisa sampai berjam-jam.
Paling membekas, semua orang yang main berebut untuk singgah ke Afrika lebih dulu. Tentu saja, properti di sana paling mahal di antara yang lain. Kalau berhasil jadi tuan tanah di sana, rasanya keberuntungan selalu berpihak di pemilik tanah tersebut.
Akan tetapi, tahukah kamu kalau Monopoly awalnya bernama ‘Landlord’s Game’ atau bila diartikan ‘permainan tuan tanah’? Alih-alih menjadi permainan seru keluarga, game ini sebenarnya diciptakan untuk memberikan wawasan mengenai uang serta dampak negatif dari akumulasi modal.
Melansir Business Insider, Monopoly diciptakan oleh seorang perempuan dengan nama Elizabeth Magie pada 1903. Permainan ini dibuat untuk merefleksikan pandangan politik miliknya.
Magie adalah seorang ahli georgisme, yang berarti dia percaya bahwa masyarakat harus memiliki nilai yang mereka hasilkan sendiri. Namun, apa pun yang diperoleh dari tanah, seperti sumber daya alam, harus menjadi milik semua orang di masyarakat. The Landlord’s Game didesain untuk menunjukkan secara khusus tentang bahaya monopoli tanah.
“Ini adalah demonstrasi praktis dari sistem perampasan tanah yang ada saat ini dengan segala hasil dan konsekuensinya,” tulis Magie dalam sebuah majalah politik.
“Ini mungkin disebut ‘Permainan Kehidupan’, karena berisi semua elemen kesuksesan juga kegagalan di dunia nyata, dan objeknya sama dengan yang dimiliki umat manusia pada umumnya, yaitu, akumulasi kekayaan,” lanjutnya.
Dalam permainan Monopoly, satu orang akan lebih unggul dari orang lain. Tidak ada keterampilan yang terlibat, karena semuanya tergantung pada keberuntungan angka dadu. Kadang, pemain merasa lebih jago atau pintar ketika menjadi juaranya, padahal semua adalah ilusi dari kata ‘keberuntungan’.
Nah, meski Monopoly ternyata tidak didesain untuk menjadi permainan yang menyenangkan, bagaimana menurut kalian? Apakah bermain Monopoly cukup menghibur atau malah membosankan? Tuliskan di kolom komentar, ya.